Gfp Ikan Hias Mendeteksi Polusi
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan hayati laut yang sangat melimpah. Terdapat ratusan jenis ikan hias yang berada di dalam laut Indonesia. Salah satunya adalah ikan hias dengan GFP (Green Fluorescent Protein). Ikan hias dengan GFP ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi polusi di dalam air, sehingga sangat dibutuhkan dalam upaya pengawasan kualitas air.
Apa itu GFP?
GFP (Green Fluorescent Protein) adalah protein yang dapat menyala ketika terkena cahaya biru atau ultraviolet. Protein ini pertama kali ditemukan pada ubur-ubur laut, dan kemudian ditemukan juga pada ikan hias. Dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kini dapat diproduksi ikan hias yang memiliki GFP.
Bagaimana GFP Ikan Hias Dapat Mendeteksi Polusi?
Ikan hias dengan GFP dapat mendeteksi polusi karena protein GFP yang terdapat pada tubuhnya dapat menyala ketika terkena bahan kimia yang berbahaya. Misalnya, ketika terkena logam berat seperti timbal atau merkuri, protein GFP akan menyala dan menghasilkan cahaya hijau. Hal ini membuat ikan hias dengan GFP menjadi alat yang sangat efektif dalam mengawasi kualitas air.
Manfaat GFP Ikan Hias dalam Pengawasan Kualitas Air
GFP ikan hias memiliki beberapa manfaat dalam pengawasan kualitas air, yaitu:
- GFP ikan hias dapat mendeteksi polusi dengan lebih akurat dibandingkan dengan teknologi pengukuran kualitas air konvensional.
- GFP ikan hias dapat digunakan untuk mengidentifikasi sumber polusi di dalam air.
- GFP ikan hias dapat membantu memantau efek dari upaya pengendalian polusi.
- GFP ikan hias dapat membantu pemerintah dan masyarakat dalam mengambil keputusan yang tepat dalam pengelolaan sumber daya air.
Penerapan GFP Ikan Hias di Indonesia
Di Indonesia, penerapan GFP ikan hias dalam pengawasan kualitas air masih terbilang baru. Namun, beberapa lembaga penelitian telah melakukan studi untuk mengembangkan teknologi ini. Salah satunya adalah studi yang dilakukan oleh Universitas Airlangga Surabaya.
Universitas Airlangga telah mengembangkan ikan hias dengan GFP yang dapat mendeteksi logam berat seperti timbal dan merkuri. Ikan hias tersebut akan menyala dengan cahaya hijau ketika terkena logam berat tersebut. Universitas Airlangga juga telah melakukan uji coba penggunaan ikan hias dengan GFP ini di beberapa sungai di Surabaya.
Kesimpulan
Indonesia memiliki kekayaan hayati laut yang sangat melimpah, namun juga memiliki masalah polusi air yang cukup serius. Penggunaan GFP ikan hias dalam pengawasan kualitas air dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi masalah polusi air di Indonesia. Beberapa lembaga penelitian telah melakukan studi untuk mengembangkan teknologi ini, dan diharapkan dapat segera diterapkan dalam skala yang lebih luas.







